Tumapah Darah Sipil kembali mengalir dimana-mana. Bila dihitung, mungkin sudah berjuta galon darah mengalir, dan sudah ribuan nyawa melayang. Semua peristiwa kerusuhan, pembakaran, penjarahan, penculikan, pembunuhan yang terjadi dalam kurun waktu lima tahun terakhir ini menunjukan bahwa akumulasi kekerasan, makin tidak bisa diterima dengan akal sehat. Mengapa ABRI cenderung melakukan tindak kekerasan dan menampilkan dirinya sebagai "agen" kekuasaan yang otoriter? Adakah hubungan dinamis yang konstruktif diantara ABRI dan sipil? Bukankah dengan kerusuhan-kerusuhan yang memakan korban masyarakat sipil itu membuktikan adanya hubungan yang destruktif? Mengapa? Adakah kesediaan dan cara memperbaikinya?
INFO BUKU
Judul: ABRI dan Kekerasan
Penulis: Rudini, Daniel Dhakidae dll
Penerbit: Interfidei
Edisi: Cetakan 1, 1999
Halaman: 226
Ukuran: 15 x 21 1,2 cm
Sampul: Soft Cover
Bahasa: Indonesia
Kondisi: Buku Bekas Koleksi Pribadi
Lokasi: 320/Rud/a