ISLAM SEBAGAI ILMU, Kuntowijoyo

....yang kita butuhkan sekarang adalah ilmu-ilmu sosial profetik, yaitu yang tidak hanya manjelaskan dan mengubah fenomena sosial tetapi juga oleh siapa. Oleh karena itulah ilmu sosial profetik tidak sekedar mengubah demi perubahan, tetapi mengubah berdasarkan cita-cita dan profetik tertentu. Dalam pengertian ini maka ilmu sosial profetik secara sengaja memuat kandungan nilai dari cita-cita perubahan yang diidamkan masyarakat. Bagi kita itu berarti perubahan yang didasarkan pada cita-cita humanisasi/ emansipasi, liberasi, suatu cita-cita profetik yang diderivikasikan dari misi historis Islam sebagaimana terkandung dalam Qs Ali Imran [3], ayat 110: Engkau adalah umat terbaik yang diturunkan di tengah manusia untuk menegakan kebaikan, mencegah kemungkaran (kejahatan) dan beriman kepada Allah. Tiga muatan inilah yang menkarakterisasikan ilmu sosial profetik. Dengan kandungan nilai-nilai humanisasi, liberasi, dan transindensi, ilmu sosial profetik diarahkan untuk rekayasa masyarakat menuju cita-cita sosio-etiknya di masa depan...

-KUNTOWIJOYO

Berangkat dari keprihatinanya atas gagasan pengetahuan" yang cenderung bersifat reaktif, Kuntowijoyo dalam buku ini menawarkan suatu penyikapan baru prihal hubungan antara agama (Islam) dan ilmu. Menurutnya, dalam hal ilmu, gerakan intelektual Islam harus melangkah lebih jauh, yakni bergarak dari tek menuju kontek. Ikhtiar keilmuan ini memiliki tiga sendi, yakni (i) "pengilmuan Islam" sebagai proses keilmuan yang bergerak dari teks Al-Qur'an menuju kontek sosial dan ekologi manusia; (ii) "Paradigma Islam" adalah hasil hasil keilmuan (yakni paradigma baru tentang ilmu-ilmu integralistik, sabagai hasil penyatuan agama dan wahyu); dan (iii) "Islam sebagi ilmu" yang merupakan proses sekaligus sebagai hasil. Atas gagasan yang dilontarkannya ini, Kuntowijoyo pun mengajak intelektual Islam untuk mengganti "Islamisasi pengetahuan" menjadi "pengilmuan Islam".

Dengan ulasan yang sangat bernas, buku ini amat sesuai untuk digunakan sebagai referensi utama dalam melihat hubungan islam dan ilmu pengetahuan, baik menyangkaut aspek-aspek epistemologi (dasar-dasar pengetahuan), metodologi (cara-cara menerjemahkan agama yang normatif ke dalam ilmu toeritis), maupun etika (hubungan antara Islam sebagai ilmu dan realitas sosial).