PEDULI & BERBAGI: POLA PERILAKU MASYARAKAT INDONESIA DALAM BERDERMA, Andy Agung Prihatna & Kurniawati

Ketergantungan LSM kita terhadap dana asing menyebabkan mereka tidak kreatif, khususnya dalam menggalang potensi lokal. Mereka lebih suka datang dan "menjajakan" programnya ke lembaga donor, ketimbang menggalang dukungan dari masyarakat lokal. Sebagian besar LSM, khususnya LSM yang bergerak di bidang advokasi, masih enggan masuk ke pasar fundraising lokal. Mereka beralasan masyarakat tidak punya kemampuan finansial untuk mendukung dan mendanai program mereka. Sebagian LSM lainnya beranggapan tak banyak masyarakat yang mengerti peran dan fungsi LSM. Mereka juga beralasan bahwa organisasi atau kegiatan mereka bukanlah tergolong organisasi atau kegiatan yang mudah mendapatkan dana atau menarik orang untuk mendanainya.

Buku Peduli & Berbagai berisi hasil survei yang dilakukan oleh PIRAC pada awal 2004 dengan melibatkan 2.500 responden di sebelas kota besar di Indonesia. Survei ini merupakan up date data dengan tema yang sama sebelumnya pada survei 2000 dan hasilnya telah dipublikasikan dalam buku Membangun Kemandirian Berkarya: Potensi dan Pola Derma, serta Penggalangannya di Indonesia.

Selain memotret pola dan potensi sumbangan masyarakat di sebelas kota, penelitian ini juga mencoba menggali pandangan masyarakat di sebelas kota, penelitian ini juga mencoba menggali pandangan masyarakat mengenai keadaan masyarakat sipil [civil society], keadilan sosial [social justice], dan problematika LSM di Indonesia. Diakui oleh semua kalangan bahwa perubahan iklim politik dari pemerintahan otoriter menjadi pemerintahan yang lebih demokratis merupakan faktor yang dominan terhadap pertumbuhan masyarakat sipil. Dan seperti yang kita ketahui, kegiatan berderma yang terjadi di masyarakat umum di Indonesia masih bersifat karitas. Kesadaran dan kebiasaan menumbang masyarakat lebih banyak didasari karena semangat keagamaan dan individual. Idealnya derma masyarakat didasari oleh semangat keadilan sosial.