Anak-anak muda yang sedang mencari jalan kemanusiaan yang baru mempunyai contoh dari Che Guevara dan Paulo Freire untuk direnungkan, untuk menjadi ilham, dan untuk berusaha menyamai atau melebihinya. Bagi anak-anak muda sekarang ini yang hidup di tengah ruang publik yang sempit, tidak adanya bentuk dan relasi komunal, dan kesesakan diri hampa yang tergencet serpihan-serpihan ekonomi berbasis konsumen, maka panutan yang diberikan Che dan Freire tentang solidaritas kolektif akan memberikan alternatif yang menjanjikan.Pada saat kelahiran, kita menerima tiket Kematian. Pemesanan tidak diperlukan dan takdir telah ditentukan. Apa yang tetap terbuka bagi nasib ialah apa yang kita pilih untuk kita lakukan sepanjang perjalanan itu. Che dan Freire memahami bahwa kita dapat melawan nasib kita tetapi kita tidak dapat mencederai keabadian. Mereka memilih untuk tidak meratapi takdir tetapi menghargai perjalanan hidup. Menghargai kehidupan selalu menuntut pengorbanan keamanan ontologis kita, karena sebagaimana ditegaskan Che dan Freire, sungguh mustahil untuk menghargai kehidupan di bawah kondisi-kondisi yang tidak memberikan hasil bagi semua, yang tidak memungkinkan hasil bagi semua, yang tidak memungkinkan bagi semua orang untuk menikmati buah dari perjuangan dan kerja mereka. Selama orang lain menderita, perayaan terasa hampa. Tetapi ketika perjuangan kolektif menang, ini akan menjadi sebab lahirnya kegembiraan.
Buku Che Guevara, Paulo Freire dan Politik Harapan yang ditulis Peter McLaren dan kawan-kawan ini juga mengungkap bagaimana media telah berperan dalam menggeser citra Che dari simbol oposisi radikal dan perubahan revolusioner menjadi lambang idola budaya pop dunia.
Rp 30.000 | |
Beli Sekarang | |
Tersedia | |
Berat (gram) | 700 |
INFO BUKU
Judul: Che Guevara, Paulo Freire dan Politik Harapan
Penulis: Peter McLaren
Penerbit: Diglossia
Penerbit: Diglossia
Edisi: 2004
Halaman: 203
Ukuran: 12 x 19.5 x 1cm
Sampul: Soft Cover
Bahasa: Indonesia
Kondisi: Buku Bekas Koleksi Pribadi
Lokasi: 070/Mcl/c